resensi buku 'negri 5 menara'

Posted by Nururrahmah Hidayah Site Rabu, 14 Desember 2011, under | 0 komentar
hehe...
pemirsaaah,,,
nih da resensi yg saya kutip dr oom google,,,
selamat membaca...
xixixi...:p









Sebenarnya sy mulai malas nulis resensi.. tapi setelah membaca notesnya mbak Shinta Nisfuana tadi siang semangat ini kembali menyala. Notes mbak Shinta sukses menekan tombol on semangat sy buat ngeresensi lagi (makasih mbak Shinta.. ).. oke lah.. qta mulai saja. Buku apa yang ingin sy resensi kali ini.. hemm.. 5 cm saja.. eh.. salah ding.. Negeri 5 menara maksudnya.. lah? Kok mirip ya? Ada angka 5 nya gituh? Ada apa dengan angka 5? Dan tentang isinya juga hampir sama.. tentang kegigihan meraih mimpi. Begitukah? Sy rasa ya. Terserahlah pendapat yang lain.hehe..

Namun… sy lebih suka dengan Negeri 5 Menara. Ada beberapa bagian dalam 5cm yang membuat sy jengah. Yah.. wajarlah.. kan bukan novel islami kata teman sy. dan lagi.. sekarang emang trend ya buku2 sejenis begini.. buku2 tentang gigihnya seseorang merih mimpi.. setelah Laskar Pelangi meleset dengan cepat bak roket di pasaran buku Indonesia. Mungkin ya.. dan sy salut dengan pengakuan jujur si penulis di awal yang dengan sebegitu jujurnya mengatakan kalau Andrea Hirata lah yang mementik ide novel ini kembali menyala.

Lupakan tentang kemiripan tema.. sy rasa Negeri 5 Menara bisa tampil dengan gaya tersendiri. Mengambil setting pesantren dan cerita awal keterpaksaan membuat sy serasa masuk sekali di dalamnya. Kenapa? Mungkin karena latar belakang keluarga sy yang ada beberapa orang dalam keluarga besar seperti si Alif ini.. sebuah keterpaksaan ketika harus menuntut ilmu di PonPes.. hehe… jadi teringat cerita kakak dan adik yang pernah dan sedang menuntut ilmu di ponpes.. (buat adikku.. semangat yaaa… walau qta jadi jarang bertemu..).. *jadi ngelantur ke mana2…* :p

Cerita selanjutnya pun sy suka.. banyak sekali tausyiah2 keren yang tersebar di sepanjang cerita.. tapi tak lantas membuat sy merasa digurui.. semua mengalir dengan nyaman dan seperti masuk dalam kehidupan pesantren dengan segala suka dan dukanya, dengan semua kedisiplinan dan kesederhanaan.. dan yang paling mendasar dari semuanya adalah Man Jadda wajada.. siapa yang bersungguh2 dia akan berhasil. Tidak hanya dalam hal yang jangka panjang.. tapi juga dalam jangka pendek. Seperti misalkan ketika mereka harus menjadi jasus. Intinya dalam setiap apapun yang qta lakukan, sekecil apapun itu.. bersungguh2lah.. maka akan sukses.. insyaAllah.. :)

Dan bagian-bagian yang membuat sy tersentuh sampai airmata meluruh *lebaay..* ada di halaman 148.. saat kerinduan Alif menyeruak pada sosok amaknya. Deskripsi Alif tentang ibunya pun pas sekali.. “Di saat hatiku rusuh dan nyeri, dia selalu datang dengan sepotong senyum yang sanggup merawat hatiku yang buncah’.. seperti itulah mama buat sy..

Juga pada sebuah nasehat singkat “surga itu dekat.. sangat dekat.. dia di bawah telapak kaki ibu”. Dan masih dalam konteks birrul walidain.. yang ada di bagian tersingkapnya rahasia Baso. Baso yang begitu gigih ingin menghafal Al-Qur’an ternyata punya sebuah rahasia dan tujuan mulia. Apakah itu? Baca sendiri aja ya… sampai di bagian ini sy merasa betapa bakti sy sangat tak seberapa. Hiks.

Seperti halnya Laskar Pelangi yang memunculkan sosok Aling yang membuat bagian sumringah.. heuheu.. di sini juga ada tuh.. dengan judul yang sangat menawan “nama yang bersenandung”.. SAH!.. pilihan kata nya keren.. suka banget. Hehe.. apalagi prinsip Man Jadda wajada juga diaplikasikan di sini sehingga punguk pun tak lagi merindukan bulan.. karena si punguk telah berubah menjadi garuda yang terbang tinggi dan mendarat di bulan. Bagaimana kelanjutan si punguk yang menjelma menjadi garuda? Baca sendiri saja… :D

Oya… sy juga suka dengan kegamangan si Alif, seperti melempar sy pada suatu masa yang bikin gamang *curcol lagi*.. pas di bagian itu sy benar2 ngerasa jadi Alif. Benar2 merasakan kegamangan yang dia rasakan. Terlebih dengan adanya provokasi tersirat dari sahabatnya Randai.

Jika dalam 5 cm terkenal dengan quote kerennya “lebih dari biasanya”.. maka yang sy dapat di novel ini selain Man Jadda wajada tadi adalah Ajtahidu fauqa mustawal akhar. Berjuang di atas usaha orang lain. Dan juga semangat Alif waktu memaksa diri untuk belajar. Setiap ingin menyerah dan tidur, Alif melecut dirinya dengan kata2 “ayo satu halaman lagi.. satu kalimat lagi.. satu kata lagi..”.. hoho.. ini bagian yang sy suka.. :)

Suka juga dengan dua hal yang paling penting untuk mempersiapkan diri menjadi sukses yang disampaikan ustadz Salman.. itu juga bagian keren dari buku ini. apa itu? Temukan jawabannya di halaman 106 sampai 109. ^_^

Dan… kesimpulan dari novel ini.. kereeen bangeeet… tak sabar menanti buku keduanya… ^_^


sumber; http://www.bukukita.com/Non-Fiksi-Lainnya/Kisah-Nyata/72506-Negeri-5-Menara-:-Sebuah-Novel-yang-Terinspirasi-Kisah-Nyata.html

One Response to "resensi buku 'negri 5 menara'"